Total Pageviews

Sunday, May 24, 2015

First Year of College Life

        It's almost the end of my first year of college life. I've passed the ups and downs of being the architecture student in my college which is a roller coaster riding. To me, college gives you 20% of science, 30% of experience to explore what you like and dislike, and the rest 50% to understand about life and people. Back to when I was high school, surely I bet everyone did, dreamed about a happy and free problems college life. thought how sucks high school was, learning stuffs I might not even use in my daily life. But college would be different. I chose my major study, I know more or less what kind of profession or job I might take as I graduate later. College life with its less studying time and more holiday. 
       Encountering my second semester, to my surprised I started to disappoint myself thinking about just if i was wrong taking my major. I chose my major for something I dreamed, not for something I am passionate about. But I was telling myself how i would work hard for it. Give all my best work to learn about it because I wanted to say that I can do it too. I am not good at drawing which is a stereotype of every archi student. People say "Wow, you're studying at Architecture? You're good at drawing huh?" that similar statement running circle in my head and I was like "No, it doesn't have to be like that anyway. I am willing to study the principle. But practicing at the same time." Tons of problems slapped me on the face like a pouring rain that never stops. I started to asked god Why? For sometimes in my first semester I faced the problems but it didn't last. It came and go. In the second semester, I feel such a terrible homesick. I know I'm not the only one who's living miles away from the hometown. BUT. It's hard to explain how people started to act so depressing. I found my passion among my dissencouragement of college life. And people judge it as if it's the worst decision I've ever take. All they can judge is you are here to study about architecture and make good relation with the people you called as friends in the same major. Soon, they judge me changed. That I am not the one they used to know back in the first time. I giggled inside. Them people knew me a little. It's not even a year yet. How can they judge they know me and knowing that I've changed? They said how worry they are just if I wasn't aware of that. Somehow, i always know what people here talking about behind my back. Some are true, some are false. But I only have two hands to cover up my ears and pretend like i don't hear anything. Such a part of spongebob soundtrack saying "I can't hear youuuu". 
        Here you can find people in many different type: double-faced people, dozen-faced people, hundred-faced people. Well, you can't count how many layers of mask they have. Sometimes i felt for being used. My daddy said it's naturally human being character. "How can i earn more with less effort". Betrayal, gossip, rebellion, sarcasm, all the things i would never imagine. 
       Well, I am writing this not to specify a name or anything. It's just a real life that is getting harder for me these days. I just want people to know that you can learn life from the hardship of other people. Means, experience is the best teacher doesn't always have to be your own experience. I still believe that rainbow comes after the rain, and that there's sunshine after the storm. During this two semester, I had many great times too. Some were touchy, some were meaningful, some were just a one moment hyped. For all my younger brothers and sisters who's about to face college life. I am here not to dissencourage you. You are the one who can make the most of your college life experience. The key is to love what you do and remember what and whom you're struggling for. if you find it's hard to love what you do, learn how you can love what you do in your own way. When the stumbles and falls seem hard, remember that God sent you here and it'll never be wrong addressed. Look back to your last year of senior high and see how you've come so far to reach your place. Remember the friends who wished they were your college mate but they failed. Remember to always put academic first because your parents pay for it and money comes to them uneasy.

Saturday, November 2, 2013

Hijab, My Choiche, My Right, My Style

Hello, my fellow blog readers. This is probably the first time I posted about fashion in my blog
So, basically I just want to share about my style to show the world how hijab can be fashionable and beautiful too.
C'mon just check this out! :)

Thursday, April 18, 2013

Ujian Nasional 2013

Tahun ini, agak aneh. Saya memang 17 tahun dan seharusnya ikut serta dalam Ujian Nasional 2013. Namun, saya malah libur. Selama kurang lebih 4 hari ini saya malah beristirahat. Bukan karena saya sakit atau "tidak naik kelas," candaan teman-teman seangkatan saya lainnya.
Secara jenjang, saya memang tertinggal satu tahun di bawah teman sebaya. Namun, ini adalah jalan yang saya tempuh demi mewujudkan cita-cita saya dan keluarga. Seperti yang saya ceritakan di postingan sebelum-sebelumbya, saya harus merantau ke Negeri Sakura mengikuti program pertukaran pelajar. Tidak mudah memang, apalagi merelakan teman-teman seangkatan bahkan adik kelas di kelas akselerasi untuk lulus duluan (haha).
Seminggu sebelum Ujian Nasional 2013 dilaksanakan, saya lihat teman-teman belajar serius bahkan sampai duduk-duduk di koridor sekolah. Saya iseng, ketika jam pelajaran kosong, saya ikut belajar. Bukan saya bermaksud tidak ingin bersosialisasi dengan teman-teman sekelas baru (yang dulunya memang adik kelas saya). Tetapi, tidak ada salahnya saya minta diajari. Toh, teman-teman saya, kan, sudah belajar lebih banyak materi daripada saya. Untuk materi kelas 11, saya yakin mereka juga sudah banyak latihan karena pasti masuk di UN. Ingat saya, waktu itu mereka sedang belajar Kimia dan Matematika. Yah, Matematika saya memang kurang cemerlang dibanding pelajaran yang lainnya. Jadilah , saya nimbrung belajar. Sekalian tanya-tanya persiapan UN mereka seperti apa. Kebanyakan dari yang mereka ceritakan, saya kurang paham. Terlalu banyak istilah-istilah baru tahun ini. Terutama mengenai persiapan masuk ke jenjang Universitas. Wajar, saya memang belum pernah ikut sosialisasi UN/ Universitas seperti mereka.
"Tolong doakan kami, ya. Kami mau Ujian Nasional. Semoga hati dan otak kami kuat menghadapinya. Kamu juga tahun depan semoga sukses," ujar temanku.
"Iya. Semangat, ya! Perpisahan Insya Allah juga datang."
Waktu halah bihalal, jujur saya menangis. Bukan saya tidak rela atau apa. Saya senang mereka bisa UN tahun ini. Saya hanya takut sebenarnya. Saya takut tidak bisa seperti mereka. Sudah banyak yang saya korbankan demi mimpi saya. Waktu, uang, dan kebersamaan dengankeluarga maupun sahabat. Masa SMA saya masih panjang. Hari pertama UN, 15 April 2013. Gonjang-ganjing berita UN mulai tersebar di media massa.
"Ujian Nasional di berbagai daerah ditunda"
"Soal Ujian Nasional Kimia bocor karena difotokopi"
Bahkan di Twitter saya lihat teman-teman saya banyak yang kecewa
"LJK nya tipis banget, ngeri mau ngerobekknya"
"LJK UN tipis bener, pake karton aja sekalian"
"Soal UN Bahasa Indonesia maut bener. Fisika besok, gimana?"
Miris, sedih, bingung. Saya merasa miris dan sedih, teman-teman saya bagai "Kelinci Percobaan" tahun ini. Dari cerita yang saya dengar, mereka semua punya cita-cita dan harapan yang tinggi untuk masa depan. Tuhan, jangan sampai semangat mereka kejdur hanya karena masalah UN ini. Saya bingung, tahun depan kemungkinan hanya ada dua:
1. Ujian nasional ditiadakan (ini yang paling mustahil)
2. Ujian nasional akan lebih susah lagi. (Paket lebih banyak, soal makin susah, dan sejumlah kemungkinan yang masih X)
Bukannya saya ingin menjadi pesimis, hanya saja. Kalau UN ini hanya didukung oleh sebelah pihak, bagaimana mau suksesnya? Coba, kalauyang menjalani UN juga ikhlas, prmerintah tidak egois coba sistem ini-itu yang belum teruji. Alangkah UN itu sesuatu yang "sakral" untuk kita semua, bukan formalitas belaka. Sewaktu saya masih bersekolah di Jepang. Kelas saya sempat huka forum diskusi saat pelajaran Bahasa Inggris.
"Kalau di Indonesia, apa bedanya pendidikan di sana dengan di Jepang?" tanya guru saya.
"Yah, nyaris serupa sebenarnya. Ada 2 tahun TK (Kindergarten), 6 tahun SD (Elementary School), 3 tahun SMP (Middle School), 3 tahun SMA (High School)."
"Kalau 'Sentaa Shiken' (Center Test)?"
"Ya, dari SD kita semua Ujian Nasional"
"Tiga kali? Jadi, 3 kali kelulusan?"
Saya kaget karena mereka kaget. Dulu, kalau tidak lulus UN, ya tidak lulus. Memang sekarang ada bantuan dari nilai sekolah. Tapi, tetap tidak membantu banyak. UN tetap jadi standar. Sampai akhirnya seorangteman saya menyelutuk.
"Menakutkan. Kalau saya yang jadi siswi di sana, saya pasti tidak kuat. Bunuh diri, mungkin (Hahaha)"
Seisi kelas tertawa. Saya hanya menyunggingkan senyum.
"Memang pernah ada. Tetapi, menurut saya itu tindakan bodoh."
Allah memang punya sejuta rencana dibalik suatu rencana. Saya boleh jadi belum bisa Ujian Nasional tahun ini. Allah masih menyuruh saya untuk lebih banyak belajar lagi. Bila saya sukses suatu hari nanti, saya percaya itu berkat izin Allah yang membantu kerja keras saya.
Satu lagi, "Selamat untuk teman-teman yang sudah berhasil menyelesaikan Ujian Nasional. Bagi yang masih tertunda, semoga pertolongan Allah tetap menyertai kalian. Sukses adalah hak kita."

Sunday, April 14, 2013

When We said "Hello" and "See You"


Woo hoo here I am finally on blogger again.
Just redesigned my page from cute to be braver.

Alright, so I got things to share to you.
Hope you like it. Enjoy! :)



Monday, December 31, 2012

Terakhir Namun Bukan Akhir

             Waktu itu berputar dengan kecepatan dan arah yang sama. Tetapi, perasaan kita selalu berbeda. Yang kurasakan saat ini, waktu selalu berputar cepat ke depan. Angin musim gugur menyadarkanku bahwa musim panas telah berakhir. Aku sudah lebih dari setengah perjalanan.
              Pepatah mengatakan, “Bila kamu merasa waktu berjalan cepat, semata-mata karena perasaan betah di tempat kamu berada sekarang.” Bagaimana bisa tidak betah kalau aku dikelilingi hal-hal luar biasa yang patut aku syukuri setiap waktu. Kuliner super lezat, tempat-tempat wisata yang keren, kegiatan-kegiatan luar sekolah, dan yang tak kalah penting adalah orang-orang yang telah membantuku melewati masa susah senang di Jepang.
Memasuki bulan September, mengawali kesibukkan dan merelakan liburan musim panas yang luar biasa itu berakhir, sempat berat hati juga. Tak hanya rutinitas sekolah, tetapi juga kelas Bahasa Jepang di Yokohama bersama ketiga teman lainnya di Kanagawa Chapter. Namun, boleh aku bersyukur karena akhirnya pada 23 September 2012, aku bersama Host Father pergi ke Osaka. Tujuan kami berbeda memang. Aku akan pergi menonton konser Hey!Say!JUMP di Kyocera Dome, sedangkan beliau yang kangen dengan Osaka ingin keliling kota, baru kemudian pulang bersama-sama. Beruntung sekali bisa menjadi Host Student dari Host Father sebaik beliau. Hari itu melelahkan sekali karena berdesakkan bersama lebih dari 39.000 penonton lainnya, yang mayoritas adalah remaja perempuan Jepang sebayaku. Sempat malu juga, sih. Aku sampai harus dilihati dari atas sampai bawah. Beberapa malah berani bertanya padaku. Yang paling membuatku kaget, semua pertannyaan mereka sejenis. “Apakah kamu ke Jepang untuk menonton konser ini lalu kembali ke Negara asal?” Kalau dipikir-pikir, lucu ya. Aku hanya tertawa kecil seraya menjawab “Tidak, saya siswi pertukaran pelajar. Sudah tinggal di Jepang sejak Maret tahun2012.”
Belum hilang rasa kaget saya pertannyaan-pertannyaan lainnya masih bermunculan. Apakah Hey!Say!JUMP terkenal di Indonesia? dan Apakah karena suka dengan Hey!Say!JUMP jadi salah satu motivasi terbesar belajar di Jepang? Untuk pertannyaan yang terakhir, hanya bisa dijawab dalam hati saja sambil tertawa geli.
Bulan Oktober, tak kalah seru pastinya. Host School-ku ini memang juara kalau urusan belajar. Jangan salah, belajar di sekolahku tidak hanya duduk di kelas dan menjadi pasif. Sekolaku ini swasta, makanya teman-temanku tak hanya pelajar SMA Jepang. Tetapi, pelajar SMP Jepang pun banyak. Serunya lagi, kita juga belajar bersama. Mulai tanggal 8 Oktober 2012, kami akan melaksanakan program Interesting Study  selama 5 hari. Di program ini, kita bebas memilih hal-hal yang ingin kita pelajari. Karena aku suka memasak, maka aku mengikuti program bernama “Yummy Scrummy Tucker” bersama teman-teman dan guruku yang berasal dari Australia. Benar, karena sekolahku adalah Sekolah Internasional, sebagian besar guru masih relatif muda dan berasal dari mancanegara. Selain belajar masak, kami juga diajarkan cara berbelanja hemat untuk tiga menu makanan atau lebih dengan modal 5.000 yen yang ditanggung oleh sekolah. Karena siswi SMA hanya 4 orang, kami dibagi menjadi empat kelompok dengan siswi-siswi SMA sebagai ketua kelompok. Partner memasakku adalah siswa-siswi kelas 1 SMP yang masih imut-imut. Mereka lucu sekali ketika memasak, dan tentu saja jago. Setelah itu, kita
membuat poster makanan yang kita buat untuk dipajang saat acara Bunkasai.
Kurang lebih 2 minggu sebelum acara Bunkasai atau Festival Budaya. Kelasku sibuk sekali, terutama dalam mendekor ruangan kelas. Tema Bunkasai tahun ini adalah “Bon Voyage!” yang diambil dari bahasa Perancis yang artinya “Selamat Berlayar!” Secara denotasi, kurang lebih kita harus menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menyukseskan acara sekolah terbesar selain Taikusai (Festival Olahraga). Kelasku akan menayangkan video bertema “Dokkiri Movie” atau Film Kaget. Mengapa film kaget?  Karena, isi film kami adalah mengukir memori masa SMA dengan mengerjai teman-teman di sekolah. Aku pun memegang peran dalam membuat orang-orang kebigungan. Berpura-pura marah kepada orang-orang yang lewat di koridor karena sampah berserakan (yang sengaja ditaruh) tidak dipungut, dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Aku mati-matian menahan tawa melihat wajah mereka kebingungan. Hebatnya lagi, ketika kami berusaha mengerjai salah seorang teman sekelas, wali kelas kami juga ikut memegang peran. Guru yang tak ada duanya. Hahaha. Alhamdulillah setelah dekor kelas yang melelahkan, video kami berhasil ditonton oleh tak kurang dari 350 pengunjung Bunkasai sekolah kami. Suatu kerja keras yang membuahkan hasil yang patut disyukuri.
Bosan hanya bisa belajar di Yokohama, aku juga ingin bisa belajar di Prefektur lain. Tanggal 3 November 2012, aku bersama teman-teman di Kanagawa Chapter pergi ke Mito-shi, Ibaraki-ken untuk mengikuti program Short Exchange Study selama satu minggu. Host Family-ku benar-benar berbeda. Aku jadi punya Host Sisters dan Host Brother. Salah seorang Host Sister-ku justru teman sekelasku sendiri. Kapanpun, ke manapun kami selalu bersama. Saat belajar di sekolah, mengerjakan PR di rumah, dan refreshing keliling Kota Mito, ibukota Ibaraki Prefektur yang indah, bersih dan nyaman. Tak hanya itu, kerabat Host Family-ku juga banyak orang asing, salah satunya dari Indonesia yang berasal dari Jakarta.
Host School-ku adalah Jyoushi Koukou alias Sekolah khusus perempuan. Akhirnya, kebagian kesempatan bisa pakai seragam Jepang. Alhamdulillah, walaupun bukan seragam sailor impianku, seragam jump skirt dan blazer ini tetap manis, sopan, dan nyaman dipakai. Apalagi, suhu di Kota Mito sedikit lebih rendah dibandingkan di Yokohama. Sekolahku ini nyaris bersebelahan dengan apartemen Host Family-ku. Hanya 3 menit berjalan kaki, sampai. Bahkan, dari beranda pun bisa lihat sekolahku, dan nyaris seantero Kota Mito. Sempat kaget juga karena kantor NHK (Stasiun TV Nasional Jepang) terletak di depan apartemen Host Family-ku. Nyaman benar, dekat stasiun (hanya 15 menit), museum seni, sekolah, konbini, dan lain-lain.
Sekolah baruku ini sudah berumur 110 tahun. Sama seperti umur Disney, ya. Hehehe. Walaupun hanya seminggu, aku dan teman-teman cepat akrab. Bahkan saat jam kosong, kami membuat gelang bersama. Bahan-bahannya boleh murah meriah, hasilnya itu, loh. Hihi. Jadi, kami selalu pakai gelang itu setiap hari. Tetapi, ada yang menganggetkan. Saat pualng sekolah, aku dicegat teman-teman dari kelas lain yang masih malu-malu. Tak tahunya mereka hanya mau bilang “Bibi-san, suka Hey!Say!JUMP juga, ya?” Aku terbelalak setengah mati. Dikira ada apa, tak tahunya JUMPER (sebutan untuk penggemar Hey!Say!JUMP) juga mereka. Keesokan harinya, mereka mampir ke kelasku saat jam istirahat sambil membawa berbundel-bundel majalah remaja Jepang, music player, album foto, dan entah apa lagi. Kami langsung heboh berbincang-bincang tentang Hey!Say!JUMP sampai ditertawakan oleh teman-teman lainnya.
Mungkin, orang tuaku sudah lupa aku pernah belajar menari. Aku sangat kangen menari. Sejak SD aku sudah bergabung dengan grup modern dance saat masih tinggal di Bogor. Akhirnya, aku bisa melepas rasa rindu akan hobi lamaku dengan belajar menari lagi secara gratis. Aku sempat belajar Tan dance dan Jazz dance. Susah, sih, karena dasarku adalah Hip Hop dance. Banyak sekali gerakan spinning dan jumping yang membutuhkan keseimbangan serta timing yang tepat. Walaupun begitu, tetap menyenangkan. Guru tariku baik sekali, teman-teman juga sabar mengajari. Bertambah lagi sahabat-sahabat Jepangku.
Satu minggu yang indah itu harus segera kuakhiri. Host Family-ku di Yokohama pasti sudah kangen. Sedih memang harus berpisah dengan mereka. Tetapi, kami tetap berhubungan baik mulai sekarang dan seterusnya. Kenang-kenangan yang mereka berikan padaku akan aku simpan dengan baik. Mereka telah menjadi bagian dari perjalanku ini.
Musim dingin segera datang. Tes Bahasa Jepang dan Mid Semester harus kuhadapi di awal Desember. Aku pun berharap kami semua sehat hingga kembali ke tanah air. Semoga Allah selalu memudahkan jalan hamba-hambaNya yang sedang dalam perjalanan menuntut ilmu, membawa nama tanah air, Indonesia.